Di lansir dari situs TRIBUNNEWS.COM Puvelia Audriana Putri Seorang bocah berumur 5,5 tahun yang tangannya terancam diamputasi karena terkena serangan bakteri ganas Pseudomonas aeruginosa? Kabar terbaru yang datang dari ruang rawat inap di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung cukup mengejutkan.Tanpa diamputasi, Puvelia harus kehilangan tangannya. Rabu (23/4/2014), jari-jari tangan kirinya mendadak terlepas dari pergelangan tangan saat sedang digendong di ruang rawat inap Kenanga 2 RSHS Bandung.Anak pasangan Joko dan Siti Halimah, warga RT 17/RW09, Kampung/Desa Palinggahan, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, ini dirawat di RSHS sejak 24 Februari 2014. Puvelia mengalami luka meradang, bahkan nyaris seperti terbakar di kedua lengannya.Setelah menjalani perawatan beberapa hari, Puvelia didiagnosis terserang bakteri ganas Pseudomonas aeruginosa.
apa sich Pseudomonas aeruginosa? Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Hal ini ditemukan dalam tanah, air, flora di kulit dan sebagian besar lingkungan manusia di seluruh dunia. Ia tidak hanya berkembang di atmosfir biasa, tetapi juga dengan sedikit oksigen. Selain itu, kuman ini dapat menggunakan berbagai bahan organik untuk makanan kita sehari-hari sebagai tempat hidupnya; termasuk juga dapat hidup pada hewan, yang memungkinkan fleksibilitas organisme ini untuk menulari sel-sel rusak atau orang dengan kekebalan tubuh yang rendah. Gejala-gejala infeksinya berupa peradangan dan keracunan darah. Jika kolonisasi terjadi di organ tubuh penting seperti paru-paru, saluran kencing, dan ginjal, hasilnya bisa fatal. Bakteri ini berkembang di permukaan yang lembab, termasuk di dalam dan pada permukaan peralatan medis seperti kateter. Hal ini menyebabkan terjadinya lintas infeksi di rumah sakit dan klinik.Identifikasi
Identifikasi klinis definitif P. aeruginosa sering memasukkan identifikasi produk pyocyanin dan fluorescein, serta kemampuannya untuk tumbuh pada suhu 42 ° C. P. aeruginosa mampu tumbuh pada bahan bakar diesel dan jet. Microbial ini bisa menyebabkan korosi.
Diagnosis
Tergantung pada sifat infeksi, contoh yang sesuai dikumpulkan dan dikirim ke laboratorium bakteriologi untuk identifikasi.
Pengobatan
P. aeruginosa secara alami tahan terhadap sebagian besar antibiotik dan dapat menunjukkan perlawanan tambahan setelah pengobatan yang gagal, khususnya melalui modifikasi porin. Dalam hal ini biasanya harus dilakukan pengobatan yang sesuai dengan petunjuk sensitivitas laboratorium, daripada memilih sebuah antibiotik yang bersifat empirik. Jika antibiotik dimulai secara empirik, maka setiap upaya harus dilakukan untuk mendapatkan kultur, dan pilihan antibiotik yang digunakan harus melihat dulu hasil kultur yang tersedia. Antibiotik yang mempunyai aktivitas terhadap P. aeruginosa meliputi:
- Aminoglycosides (gentamicin, amikacin, tobramycin),
- Quinolones (ciprofloxacin dan levofloxacin tetapi tidak moxifloxacin),
- Cephalosporins (ceftazidime, cefepime, cefpirome, namun tidak cefuroxime, ceftriaxone, cefotaxime),
- Ureidopenicillins dan carboxypenicillins (piperacillin, ticarcillin: P. aeruginosa adalah pada hakekatnya tahan terhadap semua penicilin),
- Carbapenems (meropenem, imipenem, doripenem, namun tidak ertapenem),
- Polymyxins (polymyxin B dan colistin), dan
- Monobactams (aztreonam).
Ada beberapa penelitian telah sukses dengan merawat tikus dengan phage therapy, meningkatkan nilai hidup dari 6% menjadi 22-87%.
Pencegahan
Medical-grade honey (?) dapat mengurangi kolonisasi banyak patogen termasuk Pseudomonas aeruginosa. Profilaksis probiotic mungkin dapat mencegah atau menunda infeksi pseudomonas (hal ini khususnya dilakukan pada ICU). Immunoprophylaxis melawan pseudomonas sedang diteliti.
Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negatif aerob obligat, berkapsul, mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 µm. Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan tidak dapat menfermentasikan karbohidrat.Pada uji biokimia, bakteri ini menghasilkan hasil negatif pada uji indol, Merah Metil, dan Voges-Proskauer. Bakteri ini secara luas dapat ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan. P. aeruginosa adalah patogen oportunistik Bakteri ini merupakan penyebab utama infeksi pneumonia nosokomial.(sumber wikipedia)
Ketika bakteri ini ditumbuhkan pada media yang sesuai, bakteri ini akan menghasilkan pigmen nonfluoresen berwarna kebiruan,piosianin. Beberapa strain Pseudomonas juga mampu menghasilkan pigmen fluoresen berwarna hijau, yaitu pioverdin; Pseudomonas aeruginosa memproduksi katalase, oksidase, dan amonia dari arginin. Bakteri ini dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya.
Antibiotik ini semua harus diberikan melalui suntikan, dengan pengecualian pada fluoroquinolones dan aerosolized tobramycin. Untuk alasan ini, di beberapa rumah sakit, penggunaan fluoroquinolone harus dibatasi untuk menghindari perkembangan resistensi pada P. aeruginosa. Pada situasi langka yaitu infeksi yang terbatas (misalnya, infeksi telinga atau infeksi kuku), topical gentamicin dan colistin dapat digunakan.sumber:pisangkipas.wordpress.com/
0 comments:
Post a Comment